Show Menu
Cheatography

Pengantar Biologi Cheat Sheet (DRAFT) by

Narendra Kurnia Putra Muhammad Iqbal Pustaka Utama: - Arthur T. Johnson (2019) – Biology for Engineers (2nd Edition) - Russel K. Hobbie & Bradley J. Roth (2015) – Intermediate Physics for Medicine and Biology (5th Edition)

This is a draft cheat sheet. It is a work in progress and is not finished yet.

1 - Mengapa Biologi Penting di Teknik Fisika

karena banyak aplikasi rekayasa modern berhub­ungan langsung dengan tubuh manusia, lingku­ngan, dan sumber daya hayati.
Contohnya:
- Desain sensor biometrik dan medis
- Pemodelan sistem biologis
- Energi terbarukan dari biomassa
- Kontrol lingkungan berbasis ekologi
- Teknologi keberl­anjutan (susta­inable engine­ering)

2. A. a. Sistem Pada Tubuh Manusia

Sistem Otot
Berfungsi mengha­silkan gerakan tubuh. Mengubah energi kimia menjadi energi mekanik.
Sistem Kerangka (Tulang Belulang)
Memberi bentuk dan struktur tubuh serta melindungi organ vital. Terlibat dalam mekanika gaya dan pergerakan tubuh (konsep fisika terapan).
Sistem Kardio­vas­kular
Terdiri dari jantung, arteri, dan vena. Menged­arkan oksigen, nutrisi, dan produk metabo­lisme. Menjaga suhu tubuh dan keseim­bangan internal.
Sistem Pencernaan
Mencerna dan menyerap nutrisi dari makanan serta membuang limbah.

3. E. Konsep dan Prinsip Fisis Penting Lainnya

Kestim­bangan (Equil­ibrium)
Saluran Eustachius menyei­mba­ngkan tekanan telinga, hidung, dan mulut
Energi & Kerja
Beruang makan banyak sebelum hibernasi untuk menyimpan energi
Transfer Kalor
Bison meront­okkan bulu untuk mengatur suhu; koala memeluk batang pohon (lebih dingin 7°C) untuk mendin­ginkan diri.
Mekanika Fluida
Aliran darah, gerak mikroba, penyum­batan pembuluh (stroke).
Kelist­rikan Biologis
Aktivitas otak → sinyal listrik; contoh: kursi roda dikend­alikan gelombang otak

5. D. Keseti­mbangan Kimia dan Reaksi Bio

Reaksi kimia mengikuti bentuk:
mA + nB ⇌ pC + qD + energi
Eksotermik
mengha­silkan panas
Endotermik
menyerap panas
Keseti­mbangan (K) = [produ­k]ᵖ­[pr­oduk]ᑫ / [reakt­an]­ᵐ[r­eak­tan]ⁿ
Reaksi biologis seperti pencernaan dan respirasi berlan­gsung dalam kondisi keseti­mbangan dinamis.
Faktor fisik (T & P) mempen­garuhi arah reaksi (hukum Le Chatel­ier).

5. F. Air dan Sifat Kimiawi Penting

Molekul polar dengan sudut 104,5° antara H–O–H → oksigen negatif, hidrogen positif.
Hidrof­ilik: menarik air (zat polar, seperti garam, gula).
Hidrof­obik: menolak air (zat nonpolar, seperti lemak).
Air adalah pelarut biologis utama dan membentuk ikatan hidrogen → alasan air punya titik didih tinggi & struktur stabil.

4. G. Prinsip Informasi dalam Biologi

Informasi merupakan ketera­turan dan dasar komunikasi biologis.
Teorema Informasi Shannon:
Menjel­askan hubungan antara konten informasi dan probab­ilitas kemunculan sinyal.
Dalam konteks biologi, agar organisme dapat bertahan hidup, ia harus mampu:
1. Mendeteksi informasi dari lingku­ngan. 2. Memproses dan menyeleksi informasi penting (memis­ahkan sinyal dari noise). 3. Merespons informasi melalui berbagai mekanisme:
Kimiawi: sinyal hormon, neurot­ran­smi­tter, senyawa biokimia.
Elektr­ikal: impuls saraf (aksi potens­ial).
Genetik: kode DNA menentukan respon spesifik.

4. F. Model Matematis Sistem Biologis

Sistem biologis sering dinyatakan dalam persamaan difere­nsial orde-1 dan orde-2:
Orde-1: mengga­mbarkan perubahan langsung terhadap waktu (misal laju pertum­buhan). Orde-2: melibatkan percepatan atau osilasi (misal gerak otot atau denyut jantung). Banyak sistem biologis bersifat nonlinier, sehingga membut­uhkan pendekatan numerik.
Makna penting: kontrol biologis memastikan sistem tubuh berfungsi stabil dan adaptif terhadap perubahan lingku­ngan.

4. D. Peran Kalkulus

Kalkulus digunakan untuk mengga­mbarkan perubahan dan laju proses biologis, seperti:
Pertum­buhan sel→ perubahan jumlah sel terhadap waktu. Aliran darah/­udara → perubahan volume (dV/dt) terhadap waktu. Kerja fluida → perhit­ungan energi untuk mengge­rakkan darah atau udara.
Integral digunakan untuk:
Menentukan luas di bawah kurva (misal: total energi atau volume). Menghitung kerja sistem biologis seperti pernapasan dan sirkulasi darah.

3. B. Prinsip Fisika dalam Memahami Unit Biologis

Prinsip Fisika
Makna Biologis
Potensial tinggi → rendah
Aliran zat, energi, dan ion terjadi karena perbedaan potensial. Contoh: impuls saraf
Ketera­turan butuh energi
Organisme memper­tah­ankan ketertiban internal dengan energi. Contoh: MRI
Yang masuk tapi tidak keluar disimpan
Prinsip konservasi energi. Contoh: surplus kalori
Energi dapat menjadi kerja mekanik
Contoh: berlari menggu­nakan energi kimia
Transfer bergantung luas permukaan & jarak
Contoh: pertukaran O₂–CO₂ di alveoli
Kekuatan mekanik tergantung bentuk & material
Contoh: batang pohon besar harus lebih kua
Gaya tak seimbang menimb­ulkan percepatan
Contoh: cicak menempel di dinding karena gaya Van der Waals
Kalor: bentuk energi universal
Contoh: pengaturan suhu tubuh
Tekanan hidros­tatik sama ke segala arah
Contoh: dinding sel mikroba
Fluida butuh energi untuk mengalir
Contoh: jantung memompa darah

2. E. Allometri dan Antrop­ometri

Allometri (Allom­etry)
Kajian hubungan antara ukuran tubuh dengan karakt­eristik biologis. Misalnya: hubungan ukuran otak ↔ ukuran tubuh. Koefisien allometri (α) menunj­ukkan pola pertum­buhan relatif: α ≈ 1 → pertum­buhan seimbang (isome­trik). α < 1 → pertum­buhan organ lebih lambat dari tubuh (hipoa­llo­met­rik).
Antrop­ometri (Anthr­opo­metry)
Berasal dari Yunani: anthropos (manusia) + metron (ukuran). Mengukur dimensi dan proporsi tubuh manusia untuk: Biomek­anika: menghitung momen inersia tubuh. Nutrisi & Kesehatan: memantau pertum­buhan dan risiko penyakit. Desain produk­/er­gonomi: ukuran alat, pakaian, dan lingkungan kerja.

2. D. Skala dan Satuan dalam Biologi

Biologi bekerja pada multis­kala, dari nanometer (nm) hingga meter (m):
Molekul → Sel → Jaringan → Organ → Organisme
Penget­ahuan tentang skala ini penting dalam rekayasa biotek­nologi (misal: sensor mikro, jaringan buatan).
 

1. B. Keterk­aitan dengan SDGs

Kesehatan & keseja­hteraan
pengen­dalian penyakit, kualitas hidup.
Lingkungan
pengen­dalian polusi, pelest­arian ekosistem.
Energi bersih
bioenergi.
Pangan
produk­tivitas sumber hayati nabati & hewani.

2. A. b. Sistem­-Sistem pada Tubuh Manusia

Sistem Imun dan Limfa
Melindungi tubuh dari patogen melalui peredaran limfa.
Sistem Respirasi
Mengatur pertukaran gas (O₂ dan CO₂).
Sistem Reproduksi
Berperan dalam produksi keturunan.
Sistem Urinari
Menyaring darah, membuang limbah dalam bentuk urin.
Sistem Endokrin
Mengatur fungsi tubuh lewat sekresi hormon (chemical messen­ger).
Sistem Integumen & Eksokrin
Meliputi kulit, rambut, kuku, pelindung dari faktor eksternal, dan pembuangan keringat.
Sistem Syaraf
Mengatur koordinasi dan komunikasi internal tubuh, memproses informasi dari sensor tubuh.

2. F. Body Mass Index, BMI

Indikator umum untuk menilai status gizi dan risiko obesitas.
BMI = berat (kg)/(­tin­ggi(m))2
Namun, tidak akurat secara mutlak — karena tidak membedakan antara lemak dan massa otot.
Misal: atlet binaraga bisa memiliki BMI tinggi tetapi tubuh sehat.

5. A. Prinsip Umum Kimia dalam Sistem Biologi

Beberapa prinsip kimia mendasar yang relevan dengan kehidupan:
1. Sifat periodik unsur menentukan reakti­vitas dan fungsi biologis. 2. Ikatan kimia membentuk struktur molekul kehidupan. 3. Reaksi kimia dalam tubuh berlan­gsung spontan bila melepaskan energi. 4. Laju reaksi tergantung pada suhu, tekanan, dan konsen­trasi zat. 5. Keseti­mbangan reaksi menentukan arah dan kestabilan sistem biologis. 6. Reaksi antara (inter­med­iate) sangat penting dalam metabo­lisme dan respirasi sel.

2. C. Satuan dalam Dunia Medis dan Biologi

Temper­atur: °C
Tekanan darah: mmHg (bukan Pascal)
Tinggi: cm/inch
Berat: kg/lb
Denyut jantung: bpm
Konversi penting:
1 mmHg = 133,322 Pa
Tekanan darah 120/80 mmHg ≈ 15.998 Pa / 10.666 Pa

4. E. Sistem Kontrol dalam Biologi

Setiap organisme memiliki mekanisme pengen­dalian (control system) untuk menjaga keseim­bangan fisiol­ogis. Komponen kontrol:
1. Sensor – mendeteksi perubahan (misal suhu tubuh). 2. Pemroses (contr­oller) – menilai perubahan dan menentukan respon. 3. Efektor (aktuator) – mengha­silkan tindakan korektif.
Jenis Umpan Balik (Feedb­ack):
Negatif feedback: menjaga homeos­tasis, misal pengaturan suhu tubuh. Positif feedback: memperkuat respon hingga mencapai tujuan, misal kontraksi persalinan akibat pening­katan hormon oksitosin.
Makna penting: kontrol biologis memastikan sistem tubuh berfungsi stabil dan adaptif terhadap perubahan lingku­ngan.

5. C. Unsur Esensial Kehidupan

Unsur Esensial untuk Kehidupan:
Makroe­lemen: C, H, O, N, S (penyusun tubuh dan organ) Makrom­ineral: Na, Mg, K, Ca, Cl, P (ion tubuh & pembentuk tulang­/DNA). Trace elements: Fe, Zn, Cu, I, Si — dibutuhkan sedikit, tapi vital (enzim & hormon).
Unsur berbahaya:
Pb (timbal) → racun saraf. As (arsenik) → mengga­ntikan fosfor dalam DNA → berakibat fatal. Isotop radioaktif → bisa mengga­ntikan unsur biologis dan menumpuk di tulang.

4. A. Matema­tika, Sains, dan Biologi

Matematika adalah bahasa universal rekayasa - termasuk untuk memahami biologi. Dalam rekayasa, hampir semua sistem biologis dapat dimodelkan melalui:
Hukum fisika (misal: perpin­dahan kalor, fluida, gaya, listrik). Model matematis (misal: persamaan difere­nsial, teori kontrol, statis­tik).
Biologi dan teknik berbagi pendekatan yang sama:
Mengan­alisis hubungan sebab-­akibat antar variabel (energi, massa, inform­asi). Menyusun model prediktif untuk fenomena kehidupan.
Kesimpulan penting: matematika memung­kinkan kita memfor­malkan dan mempre­diksi fenomena biologis yang kompleks.

3. D. Parameter Fisis dalam Biologi

Resistansi (Resis­tance)
Perban­dingan antara effort dan flow, mengga­mbarkan hambatan terhadap aliran energi, massa, atau fluida. Contoh: aliran air antar tangki tergantung beda tekanan dan tahanan pipa;
Kapasitas (Capacity)
Kemampuan sistem untuk menyimpan aliran (energi, zat, individu) dalam waktu tertentu. Contoh biologis: daya dukung lingkungan (carrying capacity)
Inersia (Inertia)
Resistansi terhadap perubahan aliran. Contoh: tubuh tidak bisa langsung berlari dari posisi diam; butuh waktu untuk akselerasi hingga konstan.
Effort Required
Usaha atau energi yang diperlukan untuk mengatasi resistansi dan inersia. Misal: kerja jantung melawan resistansi pembuluh darah

5. G. Asam dan Basa dalam Biologi

Asam: donor proton (H⁺). Basa: akseptor proton (OH⁻). pH = –log[H⁺] → menentukan keasaman sistem biologis.
Pengaruh pH:
Enzim bekerja optimal pada pH tertentu. Perubahan pH 0,1 saja bisa mengubah distribusi oksigen darah. (pH darah normal = 7,4). Diatur oleh sistem buffer H₂CO₃/­HCO₃⁻ dan pengel­uaran CO₂ lewat pernap­asan.

3. A. Hubungan antara Bio, Fis, Rekayasa

Makhluk hidup atau unit biologis (Biological Unit – BU) seperti sel, organ, organisme, hingga populasi bekerja mengikuti hukum-­hukum fisika.
Namun, biologi tidak dapat dijelaskan sepenuhnya hanya dengan hukum fisika dan kimia, karena kehidupan memiliki prinsip organisasi sistemik yang lebih tinggi — misalnya pengaturan diri, metabo­lisme, dan adaptasi.
Kesimpulan utama: untuk memahami kehidupan, diperlukan pendekatan interd­isi­pliner yang memadukan fisika, kimia, dan prinsip sistem biologis.

2. G. b. Organisasi Kehidupan

Tingkat Organisme
Organisme adalah individu hidup lengkap hasil kerja sama semua sistem organ.
Tingkat Populasi
Sekumpulan organisme sejenis yang hidup dalam waktu dan tempat yang sama serta dapat berkembang biak.
Tingkat Komunitas
Gabungan dari berbagai populasi makhluk hidup yang hidup di wilayah yang sama dan saling berint­eraksi.
Tingkat Ekosistem
Tersusun dari komponen biotik (makhluk hidup) dan abiotik (lingk­ungan fisik) yang saling mempen­garuhi.
 

Aplikasi Biologi dalam Rekayasa dan Teknologi

Biosensor & Biotek­nologi
Biosensor elektr­okimia dan SPR dikemb­angkan untuk mendeteksi penyakit serta wearable biosensor digunakan untuk pemantauan kesehatan real-time.
Simulasi & Rekayasa Biomedis
Simulasi, alat uji, analisis sinyal otot, dan 3D printing dimanf­aatkan untuk diagnosis dan terapi medis.
Bioakustik dan Biopen­cah­ayaan
Kajian penden­garan dan sensit­ivitas mata diterapkan dalam teknik akustik dan pencah­ayaan.
Rekayasa Lingkungan dan Energi
Simulasi udara, ovitrap IoT, dan sistem PLTS–B­iogas dikemb­angkan untuk kesehatan lingkungan dan energi berkel­anj­utan.
Teknologi Wearable dan IoT
Smartwatch bersensor biologis memantau tubuh secara non-in­vasif melalui integrasi biologi dan teknologi digital.

2. B. Parameter Ukur Tubuh Manusia

Parameter
Satuan Umum (SI / Medis)
Tekanan (darah)
Pascal (Pa) atau mmHg
Suhu tubuh
°C (Celsius) atau K (Kelvin)
Aliran darah / udara
m³/s atau L/min
Dimensi tubuh (panjang, luas, volume)
m, m², m³
Perpin­dahan, kecepatan, gaya (gerak tubuh)
m, m/s, N (Newton)
Impedansi (hambatan listrik jaringan)
Ohm (Ω)
Biopot­ensial (aktivitas listrik otot/s­yaraf)
Volt (V), umumnya μV–mV
Konsen­trasi kimia (ion, glukosa, dll.)
mol/L atau mg/dL

1 - Mengapa Biologi Penting di Teknik Fisika

karena banyak aplikasi rekayasa modern berhub­ungan langsung dengan tubuh manusia, lingku­ngan, dan sumber daya hayati.
Contohnya:
- Desain sensor biometrik dan medis
- Pemodelan sistem biologis
- Energi terbarukan dari biomassa
- Kontrol lingkungan berbasis ekologi
- Teknologi keberl­anjutan (susta­inable engine­ering)

4. F. Prinsip Optimisasi dalam Biologi

Organisme selalu berusaha menghemat energi dan sumber daya. Karena sumber daya terbatas, sistem biologis harus memaks­imalkan efisiensi.
Konsep Optimi­sasi:
Sistem biologis sering tidak optimal tunggal, karena banyak kriteria harus diopti­malkan bersamaan (misal kecepatan, kekuatan, dan daya tahan).
Tujuan biologis: bertahan hidup dengan biaya energi minimum**.
Optima­lisasi bisa berarti:
Memini­malkan pengel­uaran energi. Memaks­imalkan hasil (misal pertum­buhan, reprod­uksi, efisiensi metabo­lik).
Contoh: tubuh mengatur metabo­lisme agar tidak membuang energi berlebihan saat istirahat atau lapar.

5. B. Sifat Periodik

Disusun berdas­arkan nomor atom (grup 1-18, periode 1-7). Klasif­ikasi unsur: logam, nonlogam, metaloid, halogen, gas mulia, transisi, dll.
Tren periodik:
Elektr­one­gat­ivitas ↑ dari kiri ke kanan. Ukuran atom ↑ dari atas ke bawah. Unsur kiri → mudah melepaskan elektron (kation). * Unsur kanan → cenderung menarik elektron (anion).

4. C. Konsep Probab­ilitas dalam Biologi

Biologi selalu mengandung unsur keacakan (rando­mness). Tidak ada dua makhluk hidup atau pengukuran biologis yang identik.
Dengan probab­ilitas, variasi dapat dikelola:
Hasil pengukuran dapat digamb­arkan dengan distribusi probab­ilitas (misal: normal­/Ga­uss­ian). Semakin besar variasi → semakin sulit menarik kesimpulan yang signif­ikan. Probab­ilitas membantu memper­kirakan peluang suatu kejadian biologis terjadi.

5. E. Ikatan Kimia dalam Sistem Biologis

Ionik
Transfer elektron dari donor → akseptor (misal: NaCl). Ion membawa arus listrik biologis.
Kovalen
Berbagi elektron antaratom nonlogam. Kuat & stabil (contoh: H₂O, protein).
Hidrogen Jembatan
Jembatan antara atom bermuatan sebagian (H⁺ ke O⁻/N⁻). Menentukan struktur DNA & protein.
Van der Waals
Gaya lemah antara molekul nonpolar atau dipol sementara. Penting untuk interaksi antarp­rotein.
Metallic
Berbagi elektron di antara logam; jarang di sistem biologis.

4. B.

Model matematika membantu mengga­mbarkan perilaku sistem biologis seperti penyebaran penyakit, pertum­buhan sel, atau aliran darah.
Model ini adalah idealisasi (tidak sepenuhnya realis­tis), tetapi tetap bermanfaat untuk memahami prinsip dan membuat prediksi.
Statistika dan probab­ilitas digunakan untuk mengelola variasi dan ketida­kpa­stian alami pada sistem biologis.

3. F. Integrasi BioFis dalam Rekayasa

Fisika memung­kinkan rekayasa sistem biologis dengan pendekatan kuanti­tatif:
Lingkungan dan adaptasi: analisis suhu, tekanan, dan transfer energi. Bioene­rgetika: perhit­ungan efisiensi metabolik dan kerja otot. Biomek­anika: analisis gerak, kekuatan, tekanan tubuh. Bioins­tru­mentasi: pengukuran sinyal biopot­ensial, aliran darah, dan gaya otot.
Biologi modern di bidang teknik fisika memandang makhluk hidup sebagai sistem termod­inamika kompleks yang memproses energi, massa, dan informasi untuk memper­tah­ankan hidup.

3. C. Effort dan Flow Variables

Effort variable → penyebab gerak (gaya, tekanan, suhu).
Flow variable → respon terhadap effort (kecep­atan, aliran, laju).
Fenomena
Effort
Flow
Berlari
Gaya otot
Kecepatan
Suhu tubuh
Perbedaan suhu lingkungan
Kehilangan panas
Reproduksi
Ketert­arikan seksual
Perkawinan
Makan
Rasa lapar
Aktivitas makan

5. H. Laju Reaksi dan Energi Aktivasi

Reaksi terjadi jika partikel bertum­bukan dengan energi cukup.
Energi aktivasi (Ea): penghalang energi yang harus dilampaui agar reaksi berjalan. * Enzim dan katalis
menurunkan Ea → memper­cepat reaksi tanpa dikons­umsi.
Kinetika Michae­lis­–Me­nten: menjel­askan hubungan antara kecepatan reaksi dan konsen­trasi substrat.
v = \frac{­V_{­max­}[S­]}{K_m + [S]}
Semakin kecil Km → enzim semakin efisien mengikat substrat.

2. G. Organisasi Kehidupan

Tingkat Molekul
Dasar dari semua struktur biologis. Tersusun dari atom-atom unsur kimia.
Tingkat Sel
Sel adalah unit terkecil kehidupan yang mampu melakukan semua fungsi biologis (metab­olisme, reprod­uksi, respons terhadap rangsang).
Tingkat Jaringan (Tissue)
Sekelompok sel sejenis yang bekerja sama melakukan fungsi tertentu.
Tingkat Organ
Organ terbentuk dari beberapa jaringan berbeda yang bekerja sama.
Tingkat Sistem Organ
Beberapa organ yang saling bekerja sama membentuk sistem organ untuk fungsi tubuh tertentu.
Tiap tingkat bergantung pada tingkat di bawahnya untuk menjal­ankan fungsi kehidupan.
Molekul → menyusun sel.
Sel → membentuk jaringan.
Jaringan → membentuk organ
Organ → membentuk sistem organ.
Sistem organ → membentuk organisme.